Wednesday, January 17, 2007

MEMINTAL RESITAL







malam yang gaduh
kilatan blitz tepuk tangan tawa gadisgadis
konserto puluhan nada mendedah gerimis yang pejal

lelaki yang gaduh
kehadirannya mendecitkan suara miris
ia mencoba memainkan berlaratlarat syair berkarat ajal

seorang gadis berkerudung dan gairah ingin
menghampiri menyodorkan sebuah nada
nasi bungkus segelas air putih dan sepotong paha ayam

" makanlah mungkin anda lapar
kami sedang sibuk memintal sebuah resital

bagi masa depan yang tak mungkin kau kenal"

lalu tangan dekil mencukil secuil nasi yang dingin
matanya melayang dari ruang lantai dua
memandang jauh keluar jendela yang buram

sebuah bunga kemboja jatuh
mungkin dijotos usia mungkin terkena cucuran gerimis
atau mungkin dihempas nada resital yang sintal

selanjutnya dingin berlabuh
mengalir dari bulirbulir gerimis pada hujan januari yang sinis
sayang tak ada tempat untuk kopi kental pada malam resital

Parung, 23 Januari 2007

1 comment:

Siklusitu said...

hmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm